RAHMI/410905645
Sepasang mata itu melirik kesetiap mahasiswa unit 2 yang sedang menceritakan pengalaman mereka. Sambil melipat secarik kertas ditangannya menjadi perahu, dengan memakai baju putih Hafiz tertawa sesaat ketika cerita yang ia dengarkan menjadi lucu karena komentar lelucon dari ayahnya untuk mahasiswa di ruang kuliah. Sesekali iapun menatap dosen kami Pak Fairus, Ayahnya.
Berbeda seperti biasanya, siang itu Hafiz menemani Ayahnya mengajar dikampus. Ia hanya duduk tanpa suara dengan tidak memperdulikan botol minuman berwarna kuning didepannya. Padahal cuaca pada saat itu sangat panas, dan ia tidak mencoba untuk meneguk sedikitpun air itu.
Matahari diluar begitu terik, tapi hafiz masih saja menunggu ayahnya selesai mengajar. Sambil terus-menerus mempermainkan kertas ditangannya, ia tidak memperdulikan beberapa pasang mata yang menatap kearahnya. Tempat air minum itu masih membisu diatas meja ketika mata kuliah hampir selesai. Anak berwajah imut tersebut tetap saja melipat kertas ditangannya sampai membentuk sebuah benda yaitu perahu.
Tak terasa waktu terus berlalu, azan pun berkumandang. Seketika suasana ruangan menjadi senyap. Hafiz memainkan perahunya yang berlayar diatas meja sampai azan selesai. Kuliah kembali dilanjutkan, hafizpun mendengarkan apa yang disampaikan ayahnya hingga mata kuliah berakhir. Ia pun ikut keluar ruangan dengan menggandeng tangan ayahnya dan tangan satunya lagi memegang perahu hasil karyanya. Perlahan langkah mereka hilang dari ruang panas itu.
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar