Senin, 05 November 2012

CERITA TENTANG RASA ( My bersama Langit )

Aku tidak mampu memilih cinta mana yang hadir dalam CERITA perjalanan hidupku. Bahkan kitapun tidak bisa memilah hanya cinta dan tawa-tanpa masa lalu, tanpa air mata dan tanpa luka.

“Apa benar yang banyak orang katakan, bahwa saat kita harus memilih antara orang yang mencintai dengan yang kita cintai, lebih baik kita memilih orang yang mencintai? Karena orang yang mencintai akan berkorban dengan sepenuh hati untuk kita. Sebaliknya justru kitalah yang harus lebih banyak berkorban jika memilih orang yang dicintai?”

Sebenarnya tak selamanya memilih orang yang mencintai bisa menjamin kebahagiaan. Filosofinya “cinta itu sesungguhnya adalah FITRAH manusia”. Apabila tidak ada cinta, manusia sudah pasti akan bertingkah seperti hewan dan kehilangan fungsinya sebagai makhluk sosial. Yang namanya fitrah itu harus dijaga dengan baik supaya kelak ia bisa menjadi ENERGI. Energi yang membimbing kita untuk menemukan sesuatu yang berharga, termasuk menyalakan KETULUSAN dalam hati kita. Jika kedua hal itu tidak berhasil kita dapatkan dalam proses mencintai, maka kebahagiaan akan sulit untuk di rengkuh.

Tapi percayalah, cinta tidak pernah mengajarkan kita untuk lemah. Tak peduli siapa yang lebih mencintai, jika cinta itu mampu menguatkan dan mendorong kita untuk IKHLAS menghadapi apapun juga, itulah CINTA yang harus kita pilih.

Namun, bagaimana jika memang lebih baik aku bersama orang yang mencintaiku ketimbang orang yang kucintai? Atau bagaimana jika tetap berdiri di TITIK SEMULA adalah hal terbaik untuk yang disebut HARI DEPAN?

Biarkanlah, biarkanlah HATI yang memilih… hatimu-hatiku.

Sabtu, 03 November 2012

Gula VS Cemut di Pondok Geurute (25 juni 2012)


Iringan suara ombak yang mengalir di tepi pantai,,
Air yang begitu tenang,,yang melukiskan keindahan laut,,
Diriku dan dirinya menikmati suana itu,,
Huuufff,,,udara yang begitu segar,menyejukkan jiwa yang tak pernah sepi.
          Didepan pandangan mata terhempas lautan biru,,
          Dua pulau yang hijau nampak bagaikan lukisan,,
          Ingin rasanya berenang mengikuti alur ombak,,
          Hingga akhirnya sampai ke pulau impian.
Pondok kecil yang terletak di tepi jalan,,
Salah satu tempat kami berteduh,,
Sambil menikmati secangkir kopi,,
Dan semangkuk mie yang begitu sedap.