Aku tidak mampu memilih cinta mana yang hadir dalam CERITA
perjalanan hidupku. Bahkan kitapun tidak bisa memilah hanya cinta dan tawa-tanpa masa
lalu, tanpa air mata dan tanpa luka.
“Apa benar yang banyak orang katakan, bahwa
saat kita harus memilih antara orang yang mencintai dengan yang kita cintai,
lebih baik kita memilih orang yang mencintai? Karena orang yang mencintai akan
berkorban dengan sepenuh hati untuk kita. Sebaliknya justru kitalah yang harus
lebih banyak berkorban jika memilih orang yang dicintai?”
Sebenarnya tak selamanya memilih orang yang mencintai bisa
menjamin kebahagiaan. Filosofinya “cinta itu sesungguhnya adalah FITRAH
manusia”. Apabila tidak ada cinta, manusia sudah pasti akan bertingkah seperti
hewan dan kehilangan fungsinya sebagai makhluk sosial. Yang namanya fitrah itu
harus dijaga dengan baik supaya kelak ia bisa menjadi ENERGI. Energi yang
membimbing kita untuk menemukan sesuatu yang berharga, termasuk menyalakan KETULUSAN
dalam hati kita. Jika kedua hal itu tidak berhasil kita dapatkan dalam proses
mencintai, maka kebahagiaan akan sulit untuk di rengkuh.
Tapi percayalah, cinta tidak pernah mengajarkan kita
untuk lemah. Tak peduli siapa yang lebih mencintai, jika cinta itu mampu
menguatkan dan mendorong kita untuk IKHLAS menghadapi apapun juga,
itulah CINTA yang harus kita pilih.
Namun, bagaimana jika memang lebih baik aku bersama
orang yang mencintaiku ketimbang orang yang kucintai? Atau bagaimana jika tetap
berdiri di TITIK SEMULA adalah hal terbaik untuk yang disebut HARI
DEPAN?
Biarkanlah, biarkanlah HATI yang
memilih… hatimu-hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar